Siapakah Kaum Tak Beriman Itu? (7/8)

Diterjemahkan dari Who Are the Disbelievers?”  (Hamza Yusuf) 


Terjemahan ini merupakan rangkaian dari delapan bagian pembahasan 
dalam makalah asli oleh Syaikh Hamza Yusuf yang dimuat 
pada Jurnal’ Season’ terbitan Zaytuna Tahun 2008.

Relasi Muslim dengan Orang-orang Berkeyakinan Berbeda

Tuhan dalam Islam adalah Tuhan seluruh manusia—Tuhannya Orang Yahudi, orang Kristen, Sabi’in, Majusi, serta Musyrik. Dia memberi makan dan merawat mereka Continue reading “Siapakah Kaum Tak Beriman Itu? (7/8)”

Siapakah Kaum Tak Beriman Itu? (6/8)

Diterjemahkan dari Who Are the Disbelievers?”  (Hamza Yusuf) 


Terjemahan ini merupakan rangkaian dari delapan bagian pembahasan 
dalam makalah asli oleh Syaikh Hamza Yusuf yang dimuat 
pada Jurnal’ Season’ terbitan Zaytuna Tahun 2008.

Siapakah Yang Ditakdirkan Masuk Neraka

Al-Qur’an secara spesifik  menyatakan bahwa orang-orang kafir akan berada di neraka. Karena terdapat kesepakatan secara hukum bahwasanya Yahudi dan Kristen secara hukum terkategori kafir (bukan terhadap Allah, akan tetapi terhadap kenabian Rasulullah SAW), kebanyakan muslim menjadikan pendapat ini sebagai dasar bahwa mereka (Yahudi dan Kristen, pen.) akan menjadi penghuni neraka. Lebih jauh lagi, ada juga ayat-ayat yang mengindikasikan bahwa orang Kristen yang meyakini trinitas akan berada di neraka, “ Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah al-Masih putra Maryam.” Padahal al-Masih (sendiri) berkata, “ Wahai  Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan  (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu. Sungguh, telah kafir orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.”(QS 5:72-73).

Ada sejumlah poin penting yang harus digarisbawahi: Continue reading “Siapakah Kaum Tak Beriman Itu? (6/8)”

Siapakah Kaum Tak Beriman Itu? (4/8)

Diterjemahkan dari Who Are the Disbelievers?”  (Hamza Yusuf) 



Terjemahan ini merupakan rangkaian dari delapan bagian pembahasan 

dalam makalah asli oleh Syaikh Hamza Yusuf yang dimuat 

pada Jurnal' Season' terbitan Zaytuna Tahun 2008.

Syarat-syarat Penentuan Kekafiran Seseorang

Sementara takdir mutlak berada di tangan Tuhan, penentuan status seseorang di hadapan hukum tetap penting mengingat ada konsekuensi jelas dari posisi hukum tersebut terkait sejumlah perkara seperti pernikahan, kelahiran, kematian, serta waris. Apa yang menentukan seseorang dinyatakan kafir atau tidak merupakan perkara kritis. Para ahli fiqih Islam mengembangkan suatu panduan garis besar  yang perlu dikritisi sebelum seorang hakim menentukan apakah seseorang telah jatuh ke dalam kekufuran. Enam persyaratan yang harus dipenuhi sebelum seorang hakim dapat menjatuhkan putusan atas kafir tidaknya seseorang yaitu: Niat, Tiadanya Pemaksaan, Level Keilmuan, Ketiadaan Penakwilan, Kemampuan Nalar, dan Bukti Keyakinan. Continue reading “Siapakah Kaum Tak Beriman Itu? (4/8)”

Siapakah Kaum Tak Beriman Itu? (1/8)

Diterjemahkan dari Who Are the Disbelievers?”  (Hamza Yusuf).
Terjemahan ini merupakan rangkaian dari delapan bagian pembahasan 
dalam makalah asli oleh Syaikh Hamza Yusuf yang dimuat 
pada Jurnal' Season' terbitan Zaytuna Tahun 2008.

1/8 Pembukaan

2/8 Tipe-tipe Kekufuran yang Disebut dalam al-Qur’an

3/8 Kategori Kekufuran Menurut Ibn Qayyim al-Jawziyyah

4/8 Syarat-syarat Penentuan Kekufuran Seseorang

5/8 Posisi Kekafiran dan Konsekuensinya

6/8 Siapa yang Ditakdirkan Masuk Neraka

7/8 Relasi Muslim dengan Orang yang Berbeda Keyakinan

8/8 Catatan Tambahan

Bagian 1/8

Kufur dapat dimaknai sebagai ketidakpercayaan atau pengingkaran, tiadanya rasa syukur, atau penolakan arogan terhadap kebenaran. Istilah ini memiliki banyak nuansa makna sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an dan sunnah. Al-Qur’an menyebutkan bahwa ketika seseorang terusik oleh suatu kebenaran, ia akan mulai berpikir (fakkara)  dan menentukan (qaddara)  pendekatan terbaik untuk menjustifikasi penolakannya terhadap kebenaran tersebut. Melihat hal tersebut, nampak bahwa kekafiran berelasi dengan kecerdasan. Aristoteles mendefinisikan intelegensi sebagai sarana di antara kebodohan (jahl)  dengan kecerdasan atau keterampilan. Pengingkaran (kufr) merupakan respon terhadap kebenaran yang disertai aktivitas menutupi kebenaran. Secara semantik, kufur berasal dari kata kafara yang artinya menutupi atau menyelubungi. Salah satu istilah untuk ‘petani’ dalam Bahasa Arab adalah ‘kaafir’  karena petani menyelubungi benih dengan tanah. Kufur juga dimaknai ‘menyembunyikan’ , seperti dalam istilah ‘  kufur nikmat’ (menyembunyikan anugerah yang dikaruniakan padanya). Kufur di dalam al-Qur’an digunakan sebagai antonim bagi iman—dan kafir bertolak belakang dengan mukmin (orang yang beriman)—sebagai salah satu dari dua kemungkinan respon terhadap ayat-ayat ilahiyah. Selain itu, ‘kufur’ juga digunakan sebagai lawan kata ‘syukur’

Continue reading “Siapakah Kaum Tak Beriman Itu? (1/8)”

Are Muslims Believers?

Religion comes with a body and a soul,” the Sheikh explained. “But after a few generations, etiquette and manners become more important in a religion, which means the spirit of the religion disappears.” Such was the situation among the Jewish people, he said, when Jesus began preaching: they had forgotten Abraham’s covenant with God. Over time, their religion had settled into a matter of habit. They began to treat Judaism as a matter of belonging to a people rather than believing in a God, he argued. Such was the case for many Muslims today: “When Jesus came, the Jews really wanted to be treated as believers without being believers,” he said. “We Muslims, at this moment, want to be treated as believers without being believers.”

Terjemahan:

Continue reading “Are Muslims Believers?”